Home | Artikel

Semarak PAI 2023


Diposting pada tanggal 18 September 2023

Asosiasi Kurikulum PAI STAI Diponegoro Tulungagung yang terdiri dari dosen dan mahasiswa meminta pemerintah dan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bekerja sama menghentikan upaya radikalisasi agama.

Program Penelitian Pendidikan Agama Islam (PAI) STAI Diponegoro Tulungagung menyelenggarakan acara PAI Semarak dengan menyelenggarakan seminar dan bedah buku bertajuk “Radikalisme Islam dan Desentralisasi di Sekolah”.

Buku tersebut ditulis oleh Dr. M. Kholid Thohiri yang juga merupakan ketua program penelitian PAI STAI Diponegoro Tulungagung. Acara ini bertujuan untuk membantu mahasiswa program penelitian PAI memahami tantangan radikalisme dalam pendidikan Islam dan upaya deradikalisasi dalam konteks pendidikan agama Islam.

Wakil Ketua Program Penelitian PAI, Aqil, berharap melalui kegiatan ini mahasiswa Program Penelitian PAI dapat mengenali dan memahami tantangan radikalisme yang mungkin muncul dalam pendidikan agama Islam. Ia juga menekankan pentingnya upaya deradikalisasi dalam pendidikan agama Islam.

Sementara itu, Dr. M. Kholid Thohiri mengatakan, pencegahan ekstremisme dan terorisme masih menjadi isu yang mendesak dan mendesak. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang menjadikan pencegahan ekstremisme sebagai salah satu program prioritas Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan kementerian. Data Global Terrorism Index (GTI) juga menunjukkan bahwa Indonesia cukup rentan terhadap ekstremisme dan terorisme. Penangkapan warga terkait kelompok ekstremis dan teroris juga terjadi di Tulungagung.

M. Kholid Thohiri juga kembali menegaskan bahwa ekstremisme agama dan politisasi agama dapat menjadi ancaman serius jelang pemilu 2024 yang dapat mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.

Acara diakhiri dengan pembacaan sudut pandang dan rekomendasi panelis serta bedah buku, antara lain:


Asosiasi Kurikulum PAI STAI Diponegoro Tulungagung yang beranggotakan dosen dan mahasiswa, mengimbau pemerintah dan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bekerja sama menghentikan upaya radikalisasi agama di berbagai kalangan, baik di instansi pemerintah, sekolah, universitas, maupun masyarakat.

Himaprodi juga meminta pemerintah dan masyarakat meningkatkan pemahaman dan moderasi dalam urusan keagamaan. Lebih lanjut, mereka menolak praktik ekstremisme agama dan politisasi agama sebelum, saat, dan setelah pemilu 2024, serta mengajak masyarakat dan pemerintah untuk memberikan perhatian terhadap hal tersebut.

Kami berharap dengan adanya workshop dan bedah buku ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai radikalisme di sekolah dan upaya pencegahan yang perlu dilakukan.

Versi cetak
#semarak pai staidiponegoro tulungagung

Artikel Terkait



Artikel Terkini



Polling Pendapat


Layanan online manakah menurut anda yang perlu kami kembangkan ke depan?